Ajian Spiritual Malam 1 Suro (Muharrom 1445 H)
Ilmu Wali Jawa
Mengapa Bulan Suro begitu disakralkan?
Wulan Suro (jawa:꧋ꦮꦸꦭꦤ꧀ꦱꦸꦫꦺꦴ) dalam keyakinan yang ada di Nusantara. Bulan ini dianggap sakral dengan beberapa penyebab spiritual, ada yang menyatakan bahwa Jin, Lelembut serta parewangan ini berpesta dibulan ini. Di Alam lelembut kekuatan mereka diyakini akan bangkit secara maksimal bahkan 10 kali lipat. Keyakinan inilah yang menjadikan bulan ini begitu disakralkan menurut keyakinan klenik.
Wulan Suro dalam keyakinan era Mataraman merupakan bulan kasepuluh dari Bulan Muharrom. Bulan ini diyakini bulan yang penuh dengan keberkahan, keberkahan yang dimaksudkan adalah turunnya nikmat dilipat gandakannya amalan ibadah kita, serta keberkahan akan kebaikan lainnya.
Era Mataraman di masa ini masih memegang teguh keyakinan, bahwa manusia menyatu dengan alam semesta dengan beberapa laku tirakatan kuno. Laku tirakatan yang dijalankan dengan cara membersihkan batiniyah dengan cara berpuasa di hari kamis, jum’at dan sabtu. Dan ketika menyambut malam satu suro maka sebagain masyarakat melakukan tirakatan mandi, dengan tujuan agar Jasad Sejati kembali murni.
Laku Penjamasan Pusaka di Malam Suro merupakan tirakatan khas yang wajib dijalankan. Pusaka yang dimaksudkan bukan hanya sebatas keris muapun tombak, namun benda spiritual yang disakralkan yang diyakini memiliki energi berkah Tuhan maka ikut serta dilakukan laku penjamasan.
Penjamasan yang dilakukan bukan dengan tujuan untuk menuhankan Pusaka, namun lebih kepada penghormatan energi spiritual yang ada dialam semesta. Karena konsep energi spiritual ini diyakini yang telah membantu Kerajaan Mataram, dalam proses menyeimbangkan kedamaian dan kelanggengan kejayaan kerajaan.
Keyakinan ini sudah ada sejak 400 tahun yang lalu, Dan keyakinan ini dibawa sampai sekarang. Keberkahan akan bulan Suro memberikan dampak positif bagi pelaku spiritualnya. Doa Ahir tahun serta awal tahun merupakan bagian ungkapan rasa syukur guna mendapatkan energi berkan Tuhan.
Malam harinya bagi para murid yang menyandang akan energi spiritual dalam dirinya maka akan melakukan beberapa wirid khusus, guna memuja serta memuji Sang Hyang Sejati. Pemujuaan melalui wirid ini bukan dengan tujuan mengharapkan akan imbalan namun yang dicarinya murni keberkahan.
Seorang murid yang mencari akan keberkahan dari Bulan Suro maka hatinya akan mendapatkan pancaran cahaya cinta dari Tuhannya. Cahaya cinta inilah yang akan mengarahkan sang murid menjadi insan yang lebih baik.
Kebudayaan yang ada di Nusantara sebenarnya mengarah kepada hal yang positif namun masyarakat yang tidak mengetahui akan hal ini, biasanya akan menganggap sebelah mata dan bahkan banyak yang mencoba menghilangkan tradisi keberkahan ini. Manusia yang ingin menuju akan keberkahan Tuhan tata caranya cukup banyak sekali. Dan menurut hemat saya selama langkah tirakatan yang dijalankan ini tidak melanggar norma adat serta norma agama maka hal ini patut untuk dilestarikan.
Tata laku Menyambut Bulan Suro (Muharrom)
Dalam keyakinan yang ada di Nusantara. Bulan Muharrom ini turunnya energi Berkah Tuhan dari langit dan untuk mendapatkan akan energi Berkah Tuhan ini, maka jasad serta ruhaniah seseorang diwajibkan suci. Dengan kesucian batiniyah ini diharapkan energi berkah tuhan bisa diterima secara maksimal. Dan untuk tahapan spiritual yang bisa dijalankan adalah berikut ini.
A. Laku Mandi Spiritual
Jasad merupakan wadah Ruhaniah seseorang, Jasad yang bersih diyakini akan membuka wadah spiritual dalam diri seseorang akan terbuka secara maksimal. Maka dari hal tersebut diri anda bisa menjalankan tahapan berikut ini.
1. Anda harus mengetahui secara pasti jatuhnya tanggal satu suro secara pasti dengan perhitungan penanggalan sesuai dengan sesepuh yang ada di Nusantara.
2. Saya berikan contoh analogi spiritualnya.
“Katakanlah Satu Suro jatuh ditanggal nasional 19 Juli 2023, maka ditanggal 19 juli 2023 sebelum ada adzan magrib antara jam 15:00 – 17:00” anda harus mempersiapkan diri untuk menjalankan laku mandi.
3. Laku mandi ini boleh dijalankan dimanpun tidak ada keharusan secara khusus, harus menjalankan ditempat yang disakralkan.
4. Ketika diri anda akan mandi alangkah baiknya menggunakan wewangian berupa kembang mawar, kenongo dan juga kantil seperti yang ada di gambar samping.
5. Namun jika diri anda kesulitan menggunakan wewangian tersebut, maka diri anda bisa menggunakan wewangian dari Minyak Cendono Keraton yang sudah ditirakati dengan membaca Q.S Alfatikhah 101 kali, Ayat Kursi 41 kali, Q.S Yaasiin 7 kali Sholawat 11 kali dan ditutup dengan Manaqib Jawahirul Ma’ani hanya kalangan khusus yang akan menjalankan langkah ini salah satunya yaitu Ki Sabrang Alam.
6. Minyak ini nantinya diteteskan sebanyak tiga tetes didalam Bak Mandi / Ember yang berisi air bersih.
7. Setelah itu dengan lantang anda ucapkan kalimat dibawah ini
Wahai Ruh Sejati penduduk langit tunjukkanlah kedatanganmu dengan hawa hangat ditangan kananku
8. Setelah diri anda bisa merasakan akan hawa hangat, langkah selanjutnya anda celupkan tangan kanan anda didalam air, sambil meniatkan mengambil energi keberkahan dari Tuhan.
9. Tahapan selanjutnya saya persilahkan air tersebut, bisa dipergunakan untuk laku mandi pada umumnya.
10. Selama diri anda melakukan laku mandi, maka diri anda bisa meniatkan untuk membuang segala unsur keburukan dan menggantinya dengan energi berkah tuhan.
11. Setelah diri anda bisa menjalankan tahapan ini secara maksimal, maka tahapan selanjutnya diri anda bisa menjalankan Tirakatan Satu Suro.
B. Tirakatan Malam Suro
Tirakatan Malam Satu Suro ini menurut serat spiritual jawa dimulai dari terbenamya matahari, sesuai dengan analogi spiritual yang sudah saya jelaskan diatas. Untuk waktu memulai tahapan ini saya persilahkan anda melakukan puja mantra terlebih dahulu kepada sang hyang sejati sebelum melakukan penjamasan pusaka.
Puja Mantra kepada Sang Hyang Sejati
1. Saya persilahkan anda bisa siapkan ruangan yang nyaman guna melakukan laku tirakatan ini, boleh anda jalankan dikamar, ruang tamu / ruang manapun senyaman anda.
2. Saya persilahkan anda siapkan wewangian berupa kembang mawar, kenongo dan juga kantil seperti yang ada digambar atas.
3. Jika anda tidak bisa menyiapkan kembang tersebut, maka diri anda bisa menggantinya dengan candu turkey yang sudah ditirakati dengan Q.S Alfatikhah 101 kali, Ayat Kursi 41 kali, Q.S Yaasiin 7 kali Sholawat 11 kali.
4. Anda bakar Candu Turkey tersebut sebagai wewangian sekaligus menghadirkan Ruh Sejati dari para guru sejati.
5. Setelah itu diri anda bisa duduk bersila, posisikan punggung dan badan anda bisa duduk dengan senyaman mungkin.
6. Setelah diri anda bisa merasa nyaman maka diri anda bisa langsung membaca doa dibawah ini
Dom moyo kilat moyo Kunir moyo tumpo moyo
Kakang kawah adi ari – ari
Yo ono yo teko tak cipto saking kersane gusti
Lailaha illallohu muhammadur rosululloh
7. Anda baca doa diatas sebanyak 41 kali, setelah itu diri anda bisa langsung menutup doanya dengan doa dibawah ini.
Syeh Maloyo Guru Sejati Saking Sabdaning Panjenengan limpahkanlah keberkahan untuk kehidupanku serta keluargaku satu tahun kedepan.
CATATAN SPIRITUAL:
Setelah diri anda selesai menjalankan tirakatan diatas maka diri anda bisa menjalankan tahapan spiritual selanjutnya berkenaan dengan penjamasan pusaka.
Kalangan Mataraman juga menjalani Doa Akhir Tahun yang dilaksanakan Ba’dha Asar dan Doa Awal yang dilakukan Ba’dha Magrib. Jika diri anda sebagai seorang muslim maka alangkah baiknya diri anda bisa menjalankan tirakatan ini terlebih dahulu. Baru setelah doa awal tahun selesai dilaksanakan diri anda bisa menjalankan Tirakatan Puja Mantra kepada Sang Hyang Sejati.
C. Penjamasan Pusaka
Laku Penjamasan Pusaka di Malam Suro merupakan tirakatan khas yang wajib dijalankan. Pusaka yang dimaksudkan bukan hanya sebatas keris muapun tombak, namun benda spiritual yang disakralkan yang diyakini memiliki energi berkah Tuhan maka ikut serta dilakukan laku penjamasan seperti mustika, rajah, jimat dan benda spiritual lainnya.
1. Saya persilahkan diri anda bisa siapkan benda spiritual yang anda miliki guna dilakukan tirakatan penjamasan.
2. Anda sediakan wewangian berupa kembang mawar, kenongo dan juga kantil seperti yang ada di gambar samping.
3. Kemudian anda sediakan Air Kelapa Hijau yang sudah ditaruh dibaskom.
4. Jika saat ini yang berada di depan anda berupa Keris, maupun tombak maka saya persilahkan anda bisa basahi keris maupun tombak tersebut dengan air kelapa muda yang ada didepan anda.
5. Jika yang ada di depan anda berupa Mustika, Rajah / Jimat lainnya maka saat ini anda taruh benda spriitual tersebut diatas bunga yang sudah anda sediakan (kembang mawar, kenongo dan juga kantil)
6. Setelah saya persilahkan anda duduk bersila tepat didepan pusaka / benda spiritual yang anda miliki. Tugas selanjutnya anda baca doa berikut ini
Iman sari sukma mulya tinampanan podho sukma
Thelek erang araning wesi Terputih araning wojo
Mani roso araning cahayo wesi pulasani manutho
dening opo kang tak ciptho
7. Jika yang anda jamas berupa Keris / Tombak maka kalimat yang digunakan adalah wesi pulasani namun jika yang dijamas adalah berupa mustika, rajah / jimat maka kalimat yang digunakan adalah ageman sejati.
8. Anda baca doa di point nomor enam sebanyak 21 kali, kemudian setelah itu diri anda bisa langsung memejamkan mata.
9. Saat memejamkan mata, saya persilahkan bisa pusatkan hati dan pikirannya menuju akan ketenangan batin.
10. Tugas anda selanjutnya Silahkan diri anda bisa lanjutkan dengan meditasi kurang lebih selama 5 – 10 menitan.
11. Selama meditasi ini saya persilahkan hati anda perbanyak mengingat Tuhan sesuai dengan tingkat keyakinan anda saat ini.
CATATAN SPIRITUAL:
Sebagian para pelaku spiritual bisa melakukan laku spiritual ini sampai berjam – jam, biasanya dilakukan sampai menjelang subuh. Namun untuk saya pribadi tidak mewajibkan diri anda melakukan meditasi ini selama semalaman. Diri anda cukup melakukannya sesuai dengan kemampuan anda, diri anda bisa melakukannya dalam waktu 5 – 10 menit sahaja.