Mengenal Pusaka Tombak Trisula Sebagai Salah Satu Budaya Indonesia
Artikel » Mengenal Pusaka Tombak Trisula Sebagai Salah Satu Budaya Indonesia
Mengenal Pusaka Tombak Trisula Sebagai Salah Satu Budaya Indonesia – Tidak bisa dipungkiri bahwa Indonesia memiliki akar sejarah yang panjang dengan berbagai macam budaya yang beragam. Dengan cukup banyaknya kerajaan-kerajaan yang pernah berdiri di Indonesia, tentu meninggalkan berbagai hal penting ketika mengalami keruntuhan.
Berbagai macam bangunan, kitab karya tulisan, harta, dan bahkan hingga sejumlah pusaka menjadi beberapa jenis benda yang cukup banyak ditinggalkan oleh suatu kerajaan ketika mengalami keruntuhan. Berbagai macam jenis pusaka itulah yang kemudian pada akhirnya dapat memunculkan sejumlah mitos dan legenda di kalangan masyarakat.
Dari sekian banyaknya jenis pusaka hasil peninggalan berbagai kerajaan yang ditempa oleh para Empu, Pusaka Tombak Trisula menjadi salah satu jenis pusaka yang cukup unik. Trisula berasal dari bahasa Sanskerta : trishul yang memiliki makna berupa tombak bermata tiga. Oleh karena itu, Trisula merupakan sebuah senjata atau pusaka yang memiliki arti berupa bilah tombak yang memiliki tiga ujung mata tombak.
Selain sebagai senjata dalam peperangan, tak jarang trisula juga banyak dijadikan sebagai pusaka yang dikeramatkan oleh suatu kerajaan. Selain Trisula dengan bentuk ujung tombak seperti yang dikenal oleh banyak orang, terdapat juga jenis trisula dengan bentuk ujung bervariasi seperti menyerupai bentuk naga dan lain sebagainya.
Tidak ada informasi dan sejarah resmi mengenai asal usul Pusaka Tombak Trisula. Namun beberapa literature menyebutkan bahwa tombak trisula merupakan salah satu senjata atau pusaka tradisional khas yang berasal dari wilayah Palembang yang diyakini sebagai salah satu peninggalan dari Kerajaan Sriwijaya.
Tombak Trisula pada awalnya merupakan sebuah tombak kayu yang memiliki tiga buah mata tajam dibagian ujungnya. Secara umum, tombak ini memiliki panjang kira-kira sama dengan tinggi orang dewasa yakni sekitar 180 cm. Konon, tombak jenis Trisula ini menjadi salah satu jenis senjata utama yang digunakan oleh pasukan Kerajaan Sriwijaya ketika dalam peperangan.
Tombak jenis Trisula dipercaya sebagai bagian dari akulturasi antara masyarakat lokal dengan agama hindu yang dibawa oleh para pedagang. Wilayah Kerajaan Sriwijaya yang berada di jalur perdagangan Malaka membuatnya menjadi salah satu tempat yang sangat memungkinkan terjadinya interaksi dan juga akulturasi budaya selama berlangsungnya proses transaksi perdagangan.
Pusaka Tombak Trisula bukan hanya dikenal di kalangan penduduk Kerajaan Sriwijaya semata. Beberapa varian bentuk tombak trisula dengan ujung yang bervariasi pun dapat dijumpai di sejumlah kerajaan lainnya. Bahkan, jenis trisula yang telah mengalami modifikasi tersebut menjadi salah satu pusaka atau senjata yang dikeramatkan oleh sejumlah kerajaan.
Salah satu Kerajaan yang konon menjadikan modifikasi tombak Trisula sebagai pusaka adalah Kerajaan Singosari. Sebagai salah satu kerajaan besar dengan sejarah yang cukup panjang, Singosari juga dikenal memiliki berbagai macam peninggalan mulai dari candi hingga berbagai aneka jenis pusaka.
Salah satu jenis pusaka yang konon dipercaya merupakan bagian dari Kerajaan Singosari adalah Pataka Sang Dwija Naga Nareswara. Pataka yang dibuat pada zaman Kerajaan Singosari pada sekitar abad ke 12 hingga 13 masehi ini sempat menjadi salah satu pusaka yang diwariskan kepada Kerajaan Majapahit.
Pataka merupakan pusaka dengan bentuk tombak yang biasanya dibuat dengan menggunakan bahan berupa tembaga. Dipercaya bahwa pusaka tersebut memiliki bentuk nagari yang memiliki pola-pola naga sesuai dengan nama yang disematkan padanya. Namun perlu dicatat bahwa hal ini masih sebatas dugaan karena hingga kini keberadaan pusaka yang dianggap legendaris ini masih belum diketahui dimana keberadaan pastinya.
Konon ada yang memiliki anggapan bahwa pusaka ini menjadi salah satu bagian dari kebesaran panji-panji Majapahit. Oleh karena itu, selain dianggap memiliki nilai lebih dalam hal metafisika, benda-benda pusaka peninggalan berbagai zaman kerajaan tersebut juga menarik minat para kolektor karena tergolong ke dalam jenis benda-benda antik.
Senjata tradisional berupa Pusaka Tombak Trisula dipercaya merupakan akulturasi dari beberapa macam kebudayaan seperti kebudayaan Tionghoa, India, hingga kebudayaan arab. Di India sendiri yang menganut kepercayaan Hindu, Trisula dikenal sebagai salah satu senjata milik Siwa yang melambangkan keberanian dan kebudayaan.
Namun, seiring dengan adanya akulturasi dengan masyarakat lokal Nusantara, maka senjata dengan bentuk tombak bermata tiga ini memiliki makna dan perlambangan yang berbeda yakni keindahan, ketekunan, ketelitian, dan juga kesabaran.
Dengan cukup banyaknya berbagai jenis pusaka yang menjadi warisan kerajaan-kerajaan di Indonesia, menjadikannya sebagai salah satu kekayaan warisan budaya yang unik dan bernilai. Berbagai macam jenis pusaka tersebut melambangkan ciri khas yang mungkin saja berbeda antara satu dan yang lainnya.
Demikianlah ulasan singkat mengenai Pusaka Tombak Trisula yang menjadi bagian dari perjalanan sejarah kehidupan bangsa terutama sejak kehidupan kerajaan Sriwijaya di Palembang. Meskipun pusaka berbentuk Trisula menjadi salah satu pusaka kebanggan penduduk Sriwijaya pada zamannya, namun pusaka ini juga telah memberikan pengaruh dan nilai kebudayaan bagi perjalanan bangsa Indonesia.